201. Cita biru disempai pengasuh
Mengarang madah tiada dilarang
Kita baru mencapai pengayuh
Orang sudah tiba di seberang
202. Gajah bergulat beradu pintar
Lompat ke Lumpur dikerkak katak
Lemah liat kayu akar
Dapat lentur patah tidak
203. Padang betung menarik gajah
Pagi subuh gaduh kenduri
Sedang rebung dapat dipatah
Jadi buluh lepuh jari
204. Mengerah gajah amat payah
Getah manggis perapat peti
Patah lidah alamat kalah
Patah keris alamat mati
205. Letih serigala diterpa jakal
Benih betung bawa merayap
Lebih manusia karena akal
Lebih burung karena sayap
206. Para disadap secara gampang
Datang dulu menating getah
Mara hinggap mara terbang
Enggang lalu ranting patah
207. Seluar pangsi dibalut lakan
Baru tertusuk peraut peraut waja
Keluar dari mulut macan
Lalu masuk mulut singa
208. Jalan Terentang didaki andong
Baut terlucut jaran meringis
Jangan ditentang mentari condong
Takut terturut jalan tak berintis
209. Putri campak berlenggang pacak
Menyanyi kacak berdendang calak
Mati bapak berkalang anak
Mati anak berkalang bapak
210. Anak pinak berkunjung sudi
Makan kerakap diulang pula
Jinak – jinak burung merpati
Akan ditangkap terbang juga
211. Rakun berteduh di batang jambu
Kepala kelesa dihidang dulu
Mercun buluh senapang bambu
Kepada saya jangan dituju
212. Murai beriring ramai suara
Berkali makan tidak gaduh
Misai bertaring bagai panglima
Sekali sebulan tidak membunuh
213. Layar cukin kapal udik
Pahlawan Bangka menentang Belanda
Biar miskin asal cerdik
Terlawan juga orang kaya
214. Laba – laba melawan kumbang
Galau gaduh nyaring sekali
Coba – coba bertanam mumbang
Moga – moga tumbuh kelapa
215. Dara jelita berendam di kambang
Meja baca berimbuh kaca
Coba – coba bertanam mumbang
Moga – moga tumbuh kelapa
216. Letih raga memelihara kencir
Pergi ke Koba mampir di Kerantai
Lebih berharga mutiara sebutir
Dari pada pasir sepantai
217. Camau tercabut dilanda gajah
Bulan Sakban sudah mara
Kalau takut terkena getah
Jangan makan buah nangka
218. Anak sapi di tengah sawah
Cagak bata dilurus ratakan
Enak nasi di kunyah – kunyah
Enak kata harus diperkatakan
219. Kawah pecah disamun rompak
Gemelai dara menatah jati
Payah – payah dilamun ombak
Tercapai juga tanah tepi
220. Dasi abang berkembang biru
Belajar mengarang berhari – hari
Menanti orang yang dahulu
Mengejar orang yang kemudian
221. Dagang lada bersama rekan
Dendang berkelak terentang rata
Orang kaya suka di makan
Orang elok selendang dunia
222. Lain orang lain bini
Lain orang lain suami
Lain dulang lain baki
Lain orang lain hati
223. Tiga dara jadi masalah
Karena mereka anti purdah
Jika ada padi berhampalah
Jika ada hati bersalah
224. Laik bicara meski tuli
Jualan ganja pasti dilarang
Baik membawa resmi padi
Jangan membawa resmi lalang
225. Dagang tahu di pekan
Gelang kaki di pergelangan
Padang perahu di lautan
Padang hati di pikiran
226. Kala ke Bukit ada pesan
Bawa kami cerana Kapit
Jika dicubit paha kanan
Paha kiri terasa sakit
227. Kait berkait sirih Belinyu
Berdendang – dendang bermain tali
Berpahit – pahit lebih dahulu
Bersenang – senang di lain kali
228. Kedai buah kencang ke Singkap
Dari mantung jalan berdua
Gadai sudah terdorong ke pajak
Sehari dihitung sebulan jyga
229. Selakor berbau ada di dapur
Segalanya musti dipipis kunyit
Seekor kerbau membawa lumpur
Semuanya pasti habis terpalit
230. Kerangka teras tangga medang
Kirana bulan sudah bersemi
Disangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengah hari
Sabtu, 19 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Dí lo que piensas...