71. Jualan tapai ke Kerakas
Melontar dawai berkilau
Berjalan sampai ke batas
Berlayar sampai ke pulau
72. Lembu kerdil digiring panic
Labu bundar dipaling samun
Batu kecil berguling naik
Batu besar berguling turun
73. Yang bundar buah duku
Yang dibelah buah keriput
Yang benar bawa lalu
Yang salah bawa surut
74. Kain panjang kain Tempilang
Kain handuk kain tuala
Lain padang lain belalang
Lain lubuk lain ikannya
75. Barat Belitung mudah dicari
Pusat pulau ada di kanan
Kilat beliung sudah di kaki
Kilat pisau sudah di tangan
76. Tikus kenyang rapat bergabung
Kurus lada karena hama
Putus benang dapat disambung
Putus cinta apalah daya
77. Lari menurun ke Balai Gebang
Terlanda dara memakai lampin
Sehari menenun sehelai benang
Lama – lama sehelai kain
78. Buaya darat kena pecundang
Surat cinta baru disampul
Berapa berat mata memandang
Berat juga bahu memikul
79. Belitung Barat agak di tepi
Bukit Intan tidak berlubang
Betung bulat takik bersegi
Pipit jantan tidak bersarang
80. Terantuk rekah roda pedati
Enak di lidah cermai salai
Biduk pecah nakhoda mati
Anak buah cerai berai
81. Ke Bedengung perawan cantik
Membawa tambur akan ke Koba
Yang bingung makanan sicerdik
Yang tidur makanan sijaga
82. Onak duri di batang saga
Pulut Mayang digandar berat
Enak berbini orang tua
Perut kenyang pengajar dapat
83. Rumah rusak berbubung rapi
Masak kerambil sudah selesai
Buah masak tergantung tinggi
Hendak diambil galah tak sampai
84. Ke darat anik di pantai landai
Berkarawat karat bagan Kelanci
Berbuat baik pandai – pandai
Berbuat jahat jangan sekali
85. Nasi ketan dibawa ketan
Peti arang ada di bendi
Mati ikan karena umpan
Mati arang karena budi
86. Ke Bakit membawa roda pedati
Kecambah dua – dua serumpun
Ke bukit sama – sama mendaki
Ke lurah sama – sama menurun
87. Berat bulir saga di teduh
Giat berdoa hendak bertobat
Bulat air karena pembuluh
Bulat kata sebab mupakat
88. Bagaimana puri tiada retak
Karena diapit matrus Sijunjung
Di mana bumi kita pijak
Di sana langit harus dijunjung
89. Saudagar kapuk main di pantai
Kesal tupai kerambil mati
Biar buruk kain dipakai
Asal pandai mengambil hati
90. Betung pantai jangan ditebas
Gambar bokong jangan diedar
Burung liar jangan dilepas
Kabar bohong jangan didengar
91. Barang cair letak di kukus
Puntung berabu terkena beras
Cencang air tidak putus
Pancung abu tidakl berbekas
92. Karena jerat beroleh teledu
Mengapa durian beralih rasa
Siapa cepat boleh dulu
Siapa terlambat putih mata
93. Murai tak serupa jalak
Melangkah rusa ke padi
Bercerai tiada bertalak
Menikah tiada berkadi
94. Bawa manik pergi ke Pelaik
Niaga salak memang beruntung
Siapa cerdik tinggi naik
Siapa calak menang terhitung
95. Dewi Durga menutup kain sehelai
Tasbih manik dari Padang Arafah
Daripada hidup bercermin bangkai
Lebih baik mati berkalang tanah
96. Kedondong bukanlah coklat
Lebah jangan diasapkan
Condong yang akan mengangkat
Rebah yang akan menegakkan
97. Rusak nada ditendang gaung
Petani menjerat kijang di hutan
Cupak hanya sepanjang betung
Tapi adat sepanjang jalan
98. Pelupuk mata dua serupa
Rumah Bangka kelewat rapi
Tepuk dada tanya selera
Belah dada lihat hati
99. Ke hilir ke hulu cari muatan
Bangsal perapian ada di muka
Pikir dahulu pasti pendapatan
Sesal kemudian tiada berguna
100. Anak Kumpai perawan pantai
Anak Berang menyuling tebu
Hendak damai dilawan damai
Hendak perang giling peluru
101. Berokat merah berkembang ramping
Elang marah menanti gajah
Bersukat darh bertimbang daging
Hilang darah diganti darah
102. Silau mata berdingin di kutub
Santapan dukun ikan sembilang
Kalau tiada angin bertiup
Masakan daun akan bergoyang
103. Kedai suun diendus sapi
Sapi mengais suun ditendang
Bagai daun pembungkus nasi
Nasi habis daun dibuang
104. Gawat darurat bagan tumpas
Siswa saleh jarang melintas
Ibarat dawat dengan kertas
Mana boleh renggang terlepas
105. Perangkap tengah belukar
Jati diraut saudagar
Cakap berdegar – degar
Tahi sangkut di gelegar
106. Jarang dananu berbatu rata
Talak mau batu berbuih
Orang mau seribu daya
Tidak mau seribu dalih
107. Nuri jatuh diangkat pelanduk
Walau berdebat mupakat jua
Dari jauh angkat telunjuk
Kalau dekat diangkat mata
108. Kenari berbunga karena apa
Kelinci mati tidak merana
Diberi sehasta minta sedepa
Diberi kaki hendak paha
109. Orang Dendang pergi ke Cina
Barang niaganya batu permata
Orang berdendang di pentasnya
Orang beraja tentu di hatinya
110. Bupati kita beramah tamah
Memberi dana yakin berguna
Seperti Belanda minta tanah
Diberi sehasta ingin sedepa
111. Ayam di belukar hendak berjalu
Gelam diraut anak muazin
Diam di Bandar tidak meniru
Diam di laut tidak masin
112. Kepinding galak dibantai maut
Menggantang gabah di pantai terang
Mendinding hendak sampai ke laut
Mengembang hendak sampai ke seberang
113. Garam ini dari pangkal
Ketam mini dari Dalik
Diam ubi lagi kental
Diam besi lagi sentil
114. Dayang Nangka bermata jeli
Orang Siam menoreh para
Yang disangka tiada menjadi
Yang diam boleh ke dia
115. Bentorong lagi makan mangsa
Digonggong rubah cemas rasanya
Terdorong kaki badan merasa
Terdorong lidah emas padahannya
116. Penduduk Berang bersumpit – sumpit
Duduk memasak berdendang – dendang
Duduk seorang bersempit – sempit
Duduk banyak berlapang – lapang
117. Kantuk kami mintor kepiting
Dapat sekati singkor murahan
Duduk seperti seekor kucing
Melompat seperti seekor macan
118. Kain kutang kain berseri
Kain panjang kain resmi
Lain dulang lain kaki
Lain orang lain hati
119. Sekuntum kembang dengan bayam
Cacat kebun dilanggar hama
Sepantun elang dengan ayam
Lambat laun disambar jua
120. Orang Rambang berani melawan
Berbekas tidak menawan Cina
Elang terbang tinggi mengawan
Agas hendak mengawan juga
121. Blok Utara bakal redup
Entok Bali batal dicuri
Elok bahasa bekal hidup
Elok budi bekal mati
122. Nampan juadah bekas serai
Batang jeruk sejajar berang
Nan indah pantas dipakai
Yang buruk wajar dibuang
123. Pantau barak mengemas damak
Dara Kelapa menorek kerak
Kalau tidak emas sepiak
Kerja di mana boleh layak
124. Barang keras cepat diantar
Batang padi pada pedati
Utang emas dapat dibayar
Utang budi dibawa mati
125. Kasan rapuh bekas rabung
Giat bekerja tidak dipaksa
Walau disepuh emas lancing
Kilat tembaga tampak jua
126. Beruk dan kukang melengking pekik
Pusuk pantang berbau tuak
Masuk kandang kandang kambing mengembik
Masuk kandang kerbau menguak
127. Runding baik selesai sulit
Gantang labu disempai kacang
Dinding naik sampai ke langit
Empang lalu sampai ke seberang
128. Anak macan mengarung hutan
Parkit jantan berkalung intan
Enak jangan langsung ditelan
Pahit jangan langsung dimuntahkan
129. Tangkai limau memendam akar
Malas duduk baring – baring
Bagai enau dalam belukar
Melepas pucuk masing – masing
130. Terung perit dua segantang
Jaka saleh menunggang unta
Burung pipit sama enggang
Mana boleh terbang sama
131. Juragan rakit beroleh sahabat
Barang dagangan murah harga
Badan sakit boleh diobat
Orang enggan apalah daya
132. Arah ke darat daging melimpah
Beruang kantuk terhalau api
Telah dapat gading bertuah
Terbuang tanduk kerbau mati
133. Memjagal bagal bertarung patah
Kicau merbah rata bergema
Semahal – mahal gading gajah
Kalau patah tidak berguna
134. Baring goyah pada pelepah
Nyaring suara doa bertuah
Daging gajah sama dilapak
Daging tuma sama dicecah
135. Merah karang terkena darah
Terkantuk diri lengah ke sawah
Gajah berjuang bersama gajah
Pelanduk mati di tengah –tengah
136. Getas bilis dikerubung lipas
Lanun bertarung mati semua
Galas habis segulung tandas
Lamun dihitung rugi juga
137. Batang gerunggang berdiri utuh
Batang beringin mari dirajut
Orang penggamang mati jatuh
Orang pendingin mati hanyut
138. Seratus kali mendapat untung
Tiban timah dapat gerobak
Putus tali tempat bergantung
Terban tanah tempat berpijak
139. Belibis mati karena gelatik
Garis rata menorah para
Habis geli karena gelitik
Habis bias oleh biasa
140. Galah penjolok duku Dendang
Gerai berdagang batu akik
Salah gelogok hulu malang
Pandai bertenggang hulu baik
141. Kaca antk kaca belambang
Harta karun tidak terdorong
Sama naik sama gelombang
Sama turun bak kapecang
142. Laut mati gudang garam
Kadang kabut digumul api
Turut hati yang geram
Hilang takut timbul berani
143. Kiat kami menggugah pelanggan
Telah tergugah langsung ke Kapit
Niat hati menggetah bayam
Sudah tergetah burung Serindit
144. Penganan besar urung dicari
Batang keriput dikapak rata
Janagan disesar gunung berlari
Hilang kabut tampaklah dia
145. Betung Pemali bukan pengayuh
Saya siap lari pagi
Gunung tinggi aruntuh
Bila setiap hari digali
146. Marmut berhenti menakluk arung
Janda kaya makan di pantai
Maksud hati memeluk gunung
Apa daya tangan tak sampai
147. Beringsut babi ditakluk lutung
Telah tertaluk awak cedera
Maksud hati memeluk gunung
Sudah terpeluk biawak celaka
148. Nangka jatuh di Negeri Ikak
Janda bersilat duda tergila
Tiada guruh bagi sipekat
Tiada kilat pada sibuta
149. Gadis calak berkepala batu
Bokor beling dimakan tikus
Habis minyak kelapa sepasu
Ekor anjing takkan putus
150. Pulau Bangka rata di tepi
Sanak raja berlari – lari
Kalau tiada mata sendiri
Anak mata terdiri – diri
151. Pagi hari menimbang beras
Kandang kuda istal namanya
Hari ini sedang panas
Kacang lupa akan kulitnya
152. Pagi hari bergendang – gendang
Beli bawang di pasar – pasar
Hari pagi dibuang – buang
Hari petang dikejar – kejar
153. Dari Pangkal tidak ke Koba
Sembari melanda gelak tertawa
Diberi sejengkal hendak sehasta
Diberi sehasta hendak sedepa
154. Gudang sagu di perapatan
Gendang Bali ditabuhi
Ladang perahu di lautan
Padang hati dipikiri
155. Jarang tikus menanti bulir
Gudang besar bertiti besi
Orang haus diberi air
Orang lapar diberi nasi
156. Bawa rantang ke perkemahan
Lampu terang di pekarangan
Hawa pantang kerendahan
Napsu pantang kekurangan
157. Redup mendung di Irat
Nasi mengandung antah
Hidup di kandung adat
Mati di kandung tanah
158. Merangkai atap di batas Jebu
Sekerup sampan besi berlimau
Bagai kerakap di atas batu
Hidup segan mati tak mau
159. Letup barak sirna harta
Pati kelapa terkena sampah
Hidup tidak karena doa
Mati tiada karena sumpah
160. Tiang retak berbatu ganda
Kami tegak satu alur
Hilang tidak tentu rimba
Mati tidak tentu kubur
161. Batang turi ditoreh besi
Batang jati tahan cedera
Hilang bini boleh dicari
Hilang budi badan celaka
162. Jalang rusa terkena sumpit
Dendang raja parak siang
Hilang rona karena penyakit
Hilang bangsa tidak beruang
163. Kalah berudu disingkir ketam
Cula badak beri berbesi
Sudah terlalu hilir macam
Apa hendak dicari lagi
164. Perahu ikan didera batu
Penyair Buyan menyandra bajak
Ke hulu akan kena bubu
Ke hilir akan kena tengkalak
165. Derap kuda sampai ke danau
Itik betina digulai santan
Hinggap saja bagai langau
Titik saja bagai hujan
166. Teratak buruk terkena jalan
Kelekak Rambang ditata luas
Tidak lapuk karena hujan
Tidak lekang karena panas
167. Dayang melenggang tiada tentu
Anak terentang menggita nada
Orang berpegang pada hulu
Awak berpegang pada mata
Senin, 16 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Dí lo que piensas...