Sabtu, 19 Juni 2010

Pantun Jenaka

Gembala babi latah berkata
Dia mengajak membantai kijang
Dunia ini sudah gila
Pria banyak memakai subang

Di mana koncek penuh uang
Dara merengek mencari lapak
Bila kakek menabuh gendang
Maka nenek menari campak

Ragi roti beli di Bentong
Membeli tumpik di budak Selan
Rugi sekali bergigi ompong
Diberi keripik tidak dimakan

Batang kina digali rusa
Pencuri mencolong di hujan rintik
Orang tua berbini muda
Seperti si ompong makan keripik

Singkek Cina main ketoprak
Nyonya kelerek bermata biru
Kakek tua rajin berbedak
Karena nenek gila bergincu

Bata dan batu bawa ke Simpang
Cungkup beri berminyak kalis
Saya selalu bercelana panjang
Penutup kaki banyak kudis

Kereta kuda menuju pantai
Pagar huma berbata merah
Kacamata selalu kupakai
Agar tak nyata mata sebelah

Derek baja berkaki lima
Belanda lari kena peluru
Nenek tua berlakimuda
Tiada hari tanpa gincu

Beli semangka berpangsa lunak
Barak Gurka terbentang lebar
Istri muda disangka anak
Banyak pemuda datang melamar

Bahan tapai beras Belinyu
Batang kenari terkena sekrup
Badan semampai paras ayu
Sayang sekali buta hurup

Kotrek baja dari Kemuja
Keram pagi berupa baja baru
Kakek saya berhati remaja
Menikahi janda sebaya cucu

Taruh sebilang rusip di balai
Semangka Cina dilahap kijang
Sungguh malang nasib si buali
Disangka Belanda, ditangkap Jepang

Hari rabu berada di Bali
Menjaga kelepon bersama saya
Istri cemburu kepada suami
Karena telepon bersuara Veronica

Padu nada tiada tara
Dendang Jakunah maklum dihati
Saku rata gaya kaya
Pulang ke rumah minum di guci

Budak berolek mencari pala
Banderek kering diberi bersele
Sejak kakek beristri muda
Nenek sering pergi ke karaoke

Janda balu di keramaian Sungkap
Keramik Cina diberi berbelangkin
Pria selalu berpakaian lengkap
Sebaiknya wanita semini mungkin

0 komentar:

Dí lo que piensas...