Gembala babi latah berkata
Dia mengajak membantai kijang
Dunia ini sudah gila
Pria banyak memakai subang
Di mana koncek penuh uang
Dara merengek mencari lapak
Bila kakek menabuh gendang
Maka nenek menari campak
Ragi roti beli di Bentong
Membeli tumpik di budak Selan
Rugi sekali bergigi ompong
Diberi keripik tidak dimakan
Batang kina digali rusa
Pencuri mencolong di hujan rintik
Orang tua berbini muda
Seperti si ompong makan keripik
Singkek Cina main ketoprak
Nyonya kelerek bermata biru
Kakek tua rajin berbedak
Karena nenek gila bergincu
Bata dan batu bawa ke Simpang
Cungkup beri berminyak kalis
Saya selalu bercelana panjang
Penutup kaki banyak kudis
Kereta kuda menuju pantai
Pagar huma berbata merah
Kacamata selalu kupakai
Agar tak nyata mata sebelah
Derek baja berkaki lima
Belanda lari kena peluru
Nenek tua berlakimuda
Tiada hari tanpa gincu
Beli semangka berpangsa lunak
Barak Gurka terbentang lebar
Istri muda disangka anak
Banyak pemuda datang melamar
Bahan tapai beras Belinyu
Batang kenari terkena sekrup
Badan semampai paras ayu
Sayang sekali buta hurup
Kotrek baja dari Kemuja
Keram pagi berupa baja baru
Kakek saya berhati remaja
Menikahi janda sebaya cucu
Taruh sebilang rusip di balai
Semangka Cina dilahap kijang
Sungguh malang nasib si buali
Disangka Belanda, ditangkap Jepang
Hari rabu berada di Bali
Menjaga kelepon bersama saya
Istri cemburu kepada suami
Karena telepon bersuara Veronica
Padu nada tiada tara
Dendang Jakunah maklum dihati
Saku rata gaya kaya
Pulang ke rumah minum di guci
Budak berolek mencari pala
Banderek kering diberi bersele
Sejak kakek beristri muda
Nenek sering pergi ke karaoke
Janda balu di keramaian Sungkap
Keramik Cina diberi berbelangkin
Pria selalu berpakaian lengkap
Sebaiknya wanita semini mungkin
Sabtu, 19 Juni 2010
Pantun Jenaka
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Dí lo que piensas...