Lawan perang nanar bicara
Belanda kalah ada di Bangka
Beras, lada berharga sama
Pemasak beduk kayak pelana
Kolaborasi bermain nista
Zaman sekarang luar biasa
Narkoba sudah merajalela
Miras ada di mana - mana
Banyak pemabuk tidak terkira
Lokalisasi semakin gila
Balada ratu turun ke raja
Memukat belanak tidak biasa
Bila kelana pelan menggoda
Rusa di hutan makan kelapa
Narkoba itu racun berbisa
Dapat merusak anak bangsa
Jika tercoba akan dia
Masa depan akan sirna
Bila ikut sampan Belanda
Di Koba berkatir sedia beras
Biar ombak gelak bertutur
Berlayar ke sana terus ke muka
Jika akan takut akan narkoba
Merasa khawatir kepada miras
Ajar anak sejak dini
Belajar agama harus utama
Belinyu, Januari 2005
By : H. Sulaiman Yusuf
Jumat, 30 Januari 2009
Talibun
Kamis, 22 Januari 2009
Talibun
Ke arah Berang Memantau Bangka
Di desa Jada mengembang kemah
Penyak, Selan, Penagan, Lepar
Ikan bilis dikait jalak
Darai Dendang membawa jaring
Murai beralih jadi puyuh
Mendapat ikan di wadah kecap
Buang tembikar terkena lutung
Lada Jambi kekeringan hawa
Silau mata janggal memirsa
Mencari dana di depan istana
Bakso habis dara gembira
Alangkah malang pulau kita
Gara- gara tambang timah
Tidak dijalankan dengan benar
Hutan habis bukit botak
Di sini lubang di sana sumbing
Sungai jernih menjadi keruh
Habitat khewan sudah lenyap
Jarang terdengar gita burung
Tiada lagi lengkingan rusa
Pulau kita tinggal rangka
Seperti kuda dimakan piranha
Quo Vadis kita nantinya
Di desa Jada mengembang kemah
Penyak, Selan, Penagan, Lepar
Ikan bilis dikait jalak
Darai Dendang membawa jaring
Murai beralih jadi puyuh
Mendapat ikan di wadah kecap
Buang tembikar terkena lutung
Lada Jambi kekeringan hawa
Silau mata janggal memirsa
Mencari dana di depan istana
Bakso habis dara gembira
Alangkah malang pulau kita
Gara- gara tambang timah
Tidak dijalankan dengan benar
Hutan habis bukit botak
Di sini lubang di sana sumbing
Sungai jernih menjadi keruh
Habitat khewan sudah lenyap
Jarang terdengar gita burung
Tiada lagi lengkingan rusa
Pulau kita tinggal rangka
Seperti kuda dimakan piranha
Quo Vadis kita nantinya
Belinyu, Januari 2005
By : H. Sulaiman Yusuf
Langganan:
Postingan (Atom)