21. Pulau terpencil gelombang sakal
Ikan belut sigalak rupa
Kalu kail panjang sejengkal
Jangan laut hendak diduga
22. Ke Bukit Lama kita berbendi
Murah harga belanja di Ketahun
Ke bukit sama – sama mendaki
Ke lurah sama – sama menurun
23. Bakal sepatu bahan ikutan
Bangsal kodian dara bersama
Sesal dahulu pendapatan
Sesal kemudian tiada berguna
24. Galau keledai karena mendaki
Parang linggis dari India
Kalau tak pandai menempa besi
Arang halus besi binasa
25. Benih onak diterjang badai
Letih lesu mendulang intan
Kasih anak sepanjang galah
Kasih ibu sepanjang jalan
26. Kerukunan banyak mengikat
Menari aku di pentas tunggal
Kedudukan yang tak kuat
Seperti abu di atas tunggul
27. Kentang Bangka dalam pasu
Tertangkap bata perian pecah
Telentang sama makan abu
Telungkup sama makan tanah
28. Parau suara karena dahaga
Bukan beta di sarang lebah
Kalau tak berada – ada
Masakn tempoa bersarang rendah
29. Mintalah gula dengan penganan
Galah tipis bau kemenyan
Ketika ada jangan dimakan
Setelah habis baru dipangan
30. Barak kita retak semalam
Embacang muda dimakan napuh
Beriak tanda tak dalam
Bergoncang tanda tak penuh
31. Barat kota berpanggung bambu
Alat kita berbahan logam
Adat muda menanggung rindu
Adat tua menanggung ragam
32. Ibarat kaktus bersemi marak
Masak direbus keladi mentah
Adat harus bersendi syarak
Syarak harus bersendi Kitabullah
33. Kusir disamun raja peri
Kaki kanan berjari enam
Air diminum rasa duri
Nasi dimakan rasa sekam
34. Mari berpantun mengusir sedih
Titi dipasak dengan tembilang
Kami sepantun air didih
Nasi masak badan terbuang
35. Bawang rebus kemiri sebutir
Kerang Lepar dibela paman
Orang haus diberi air
Orang lapar diberi makan
36. Bedak cair penuh semut
Teratak di hilir tiang gantung
Tak air peluh diurut
Tak air talang dipancung
37. Pulau Petir penuh bubu
Tapai ketela taruh di para
Kalau air keruh di hulu
Sampai ke muara keruh juga
38. Urap jangan diberi kunyit
Menghilir sampan dikayuh pelan
Harap hujan dari langit
Air di tempayan lalu dicurahkan
39. Tabir hitam kurang seronok
Dua terompah dara sakti
Air dalam kerang menongok
Gula tertumpah pada kanji
40. Camcau setahil sedang dimakan
Bahan muatan tidak diaduk
Kalau kail panjang sekilan
Jangan lautan hendak diajuk
41. Kalam diraut buat penunjuk
Kolam ini tiada berudu
Dalam laut dapat diajuk
Dalam hati siapa tahu
42. Batu dan kerakal di balai – balai
Bantulah saya menyeberang sungai
Ilmu dan akal dihalai – halai
Itulah tanda orang lalai
43. Bekal bapak diberi orang
Ketitiran hendak diberi katul
Akal tidak sekali datang
Pikiran tidak sekali timbul
44. Kertas bedak dicucuk
Ke sawah gelak kelakar
Dipatah – patah ditarik batang
Ke atas tidak berpucuk
Ke bawah tidak berakar
Di tengah – tengah digirik kumbang
45. Kuda ratu di padang dadap
Bercahaya batu di padang terang
Ada aku dipandang hadap
Tak ada aku dipandang belakang
46. Belah limau batangnya jangan
Kerambil putih dimakan saudagar
Alah mau bertombang enggan
Cungkil merih akan pembayar
47. Rusak kalam diembat ayam
Galak merpati saat beranak
Sesak alam tempat diam
Tidak berbumi tempat tegak
48. Galau berbincang putri dewa
Pulau Tenggiri api berkelip
Kalau berbilang dari esa
Kalau mengaji dari alip
49. Sepeda Cina muat di kapal
Bersama rusip makanan babak
Kepada kera berbuat amal
Di mana nasib akan berubah
50. Perusahaan minyak jangan gagalkan
Ikatan tali dengan penggalan
Kasihan anak tangan – tangankan
Kasihan bini tinggal – tinggalkan
51. Gua mungil dua jendela
Kawah lebar bermuka rata
Palu baja tidaklah retak
Masih kecil teranja – anja
Sudah besar terbawa – bawa
Lalu tua berubah tidak
52. Pulau Belibis banyak batu
Mandor memancing ikan gabus
Walau habis minyak sepasu
Ekor anjing takkan lurus
53. Patah tukul semua resah
Keras batu jangan diperas
Antah berkumpul sama antah
Beras bersatu dengan beras
54. Bak paku pembelah galah
Tidak tabu lagukan ketipang
Taka tahu antah terkunyah
Tak bahu batukan menarung
55. Melangkah terdepan ke balairung
Bayam tua dengan kentang
Bertelingkak bagai antan di lesung
Ayam juga yang kenyang
56. Gadai sapi jangan yang induk
Di bangsal barat gajahnya tua
Bagai api dengan rabuk
Asal dekat menyalalah ia
57. Parak gantung dua sejoli
Angin pantai rasa serasi
Hendak bergantung tiada tali
Ingin bersalai tiada api
58. Uang serimggit lekat di kutang
Syahbandar Muara Dua di pencalang
Bintang di langit dapat dibilang
Tak sadar di mukanya ada arang
59. Dayang keretak memakai inai
Batang kandis beli di kapal
Tukang yang tak pandai mencanai
Arang habis besi tak kimpal
60. Pekasan baung dimakan budak
Roti sumbu di talam waja
Asam di gunung ikan di tambak
Pasti bertemu dalam belanga
61. Meluncur khewan di bubung rumah
Nuri naik ke batang saga
Hancur badan di kandung tanah
Budi baik terkenang jua
62. Pulau Nangka nyiur melambai
Bakar huma di pagi hari
Kalau kita pandai menggulai
Badai terasa seperti tenggiri
63. Ikat batik atas kepala
Obat sengat bahan dibeli
Berbuat baik berpada – pada
Berbuat jahat jangan sekali
64. Rata kasau berundak dua
Kain ukir tumpah di bakul
Jika pisau tidak berbaja
Makin dikikir bertambah tumpul
65. Bukan antah hilang disapu
Bagan direntang di batu tumpul
Beban telah terpasang di bahu
Tangan mencencang bahu memikul
66. Wangi setanggi walau terbuang
Airnya sedap minuman dewa
Setinggi-tinggi bangau terbang
Akhirnya hinggap di bubung jua
67. Pulau Sekak dua sepasang
Toraknya banyak dimakan peri
Kalau bapak suka bergendang
Masak anaknya takkan menari
68. Hidangan pangan berupa nasi
Peda dan jangat baru dipanas
Jangan digenggam bara api
Terasa hangat lalu dilepas
69. Gurindam saya beda kisah
Cerpelai tua dua seiring
Terendam sama-sama basah
Tersempai sama-sama kering
70. Kura-kura makan cempedak
Dara Bangka pulang meresam
Terkena pada ikan bersorak
Terkena pada batang masam
Belinyu, Januari 2006
By : H. Sulaiman Yusuf
Senin, 16 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Dí lo que piensas...